Jakarta, 15 September 2025 (CVTOGEL) — Konsumsi pemanis buatan yang selama ini dianggap sebagai alternatif aman pengganti gula ternyata tidak sepenuhnya bebas risiko. Sebuah studi terbaru dari Brasil yang dipublikasikan di jurnal Neurology mengungkapkan bahwa penggunaan pemanis rendah atau tanpa kalori dapat mempercepat penurunan fungsi kognitif, terutama memori dan kemampuan berpikir.

Studi Jangka Panjang pada 12 Ribu Peserta

Penelitian berskala besar ini melibatkan 12.772 orang dewasa berusia 35 hingga 74 tahun, yang diikuti selama hampir delapan tahun. Para peneliti menilai konsumsi tujuh jenis pemanis populer, termasuk aspartame, saccharin, acesulfame-K, erythritol, xylitol, sorbitol, dan tagatose. Peserta kemudian menjalani serangkaian tes kognitif, seperti kemampuan mengingat kata dan kelancaran verbal.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berada pada kelompok konsumsi tertinggi mengalami penurunan fungsi otak 62% lebih cepat dibanding kelompok dengan konsumsi rendah. Bahkan, penurunan ini setara dengan proses “penuaan otak” ekstra sekitar 1,6 tahun.

Siapa yang Paling Rentan?

Efek negatif ini paling jelas terlihat pada kelompok usia di bawah 60 tahun serta pada individu dengan diabetes. Menariknya, dari tujuh pemanis yang diteliti, tagatose menjadi satu-satunya yang tidak dikaitkan dengan penurunan kognitif.

Mekanisme yang Diduga Terlibat

Meski penelitian ini bersifat observasional, para ilmuwan menduga ada beberapa mekanisme yang mungkin berperan, antara lain:

  • Peradangan otak (neuroinflammation) akibat metabolisme pemanis buatan.

  • Gangguan mikrobiota usus yang berimbas pada kesehatan otak.

  • Faktor metabolik seperti resistensi insulin dan masalah vaskular yang mengurangi aliran darah ke otak.

Peringatan dan Saran

Peneliti utama, Claudia Kimie Suemoto dari Universitas São Paulo, menegaskan bahwa hasil ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi pemanis buatan, khususnya bagi mereka yang mengandalkan produk rendah kalori untuk mengendalikan berat badan atau gula darah.

“Temuan ini tidak serta-merta berarti semua orang harus berhenti total, tetapi kita perlu sadar bahwa ada potensi risiko terhadap kesehatan otak dalam jangka panjang,” ujarnya.

Sebagai langkah pencegahan, masyarakat disarankan:

  • Membatasi konsumsi produk olahan dengan pemanis buatan.

  • Memilih alternatif alami seperti buah segar, madu, atau stevia.

  • Menjaga pola makan seimbang serta rutin berolahraga untuk mendukung kesehatan otak dan metabolisme.

Kesimpulan

Meski belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara pasti, studi ini memberikan sinyal kuat bahwa pemanis buatan tidak sepenuhnya netral bagi tubuh. Konsumsi berlebihan dapat berdampak pada kemampuan berpikir dan mengingat, terutama di usia paruh baya. Dengan temuan ini, para ahli berharap konsumen lebih berhati-hati dalam memilih pemanis sebagai bagian dari gaya hidup sehat.