Jakarta – Iwan Setiawan, yang merupakan Direktur Indonesia Political Review, mengungkapkan betapa pentingnya mewajibkan mitra dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk secara langsung mengambil atau membeli bahan baku makanan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Langkah ini bertujuan untuk membantu perekonomian di tingkat lokal.

“Program MBG memerlukan pasokan bahan baku yang cukup besar dan harus berkelanjutan, seperti beras, telur, daging, ayam, dan sebagainya. Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi pelaku UMKM, petani, dan peternak. Dengan memaksa mitra untuk membeli atau mengambil produk dari UMKM, MBG akan bisa memberdayakan mereka,” jelasnya ketika dihubungi melalui pesan singkat CVTOGEL DAFTAR di Jakarta pada hari Rabu.

Ia menambahkan bahwa jika produk diambil langsung dari para petani atau peternak lokal, maka ekonomi di daerah tersebut dapat berputar dengan sehat dan berkelanjutan.

Iwan juga menekankan perlunya memikirkan cara lain untuk mengalokasikan dana, selain bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, perlu untuk menjalin kolaborasi dengan pihak internasional untuk mendukung pendanaan Program MBG.

“Program MBG memang membutuhkan dana yang sangat besar. Alokasi anggaran untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp71 triliun. Saya rasa penting untuk mencari sumber dana alternatif seperti menjalin kerjasama dengan pihak internasional yang melibatkan beberapa pihak dalam mekanisme tertentu,” tuturnya.

Ia melanjutkan bahwa mekanisme kerjasama ini seharusnya dilakukan antara pemerintah Indonesia dengan negara atau organisasi internasional dalam bentuk kerjasama bilateral dan multilateral untuk mendapatkan bantuan finansial atau teknis.

Sebelumnya, Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), mengungkapkan bahwa Program MBG dapat menciptakan pasar yang baru dan meningkatkan permintaan pasar untuk merangsang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Program MBG berfungsi untuk meningkatkan permintaan pasar, sehingga bisa menciptakan pasar baru dan sekaligus menjadi pembeli utama bagi produk lokal yang berasal dari Indonesia. Pelaksanaan MBG akan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan membuka peluang baru bagi bisnis makanan dan minuman,” tambahnya.

Dia juga menyampaikan bahwa per November 2025, MBG ditargetkan akan menyerap anggaran sebesar Rp1 triliun setiap hari untuk melayani 82,9 juta penerima di 32 ribu Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).

“Targetnya adalah 32 ribu penerima MBG untuk 82,9 juta orang pada akhir November 2025 dan akan membutuhkan dana Rp25 triliun setiap bulan, yang berarti Rp1 triliun setiap harinya,” jelasnya.