Jakarta, 15 Oktober 2025 (cvtogel login)— Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (15/10). IHSG turun 0,19% atau sekitar 15,5 poin ke posisi 8.051,17, setelah sempat bergerak fluktuatif dan mencoba bertahan di atas level psikologis 8.000.

Tekanan Asing dan Sentimen Global

Penurunan IHSG hari ini terjadi di tengah aliran dana asing keluar mencapai Rp 1,3 triliun, yang menekan pergerakan indeks. Investor asing terlihat melakukan aksi ambil untung setelah penguatan IHSG dalam beberapa pekan terakhir.
Tekanan juga datang dari pasar global, di mana bursa Amerika Serikat dan Asia mayoritas bergerak melemah akibat kekhawatiran terhadap kebijakan suku bunga AS dan perlambatan ekonomi Tiongkok.

Analis pasar modal menilai bahwa faktor eksternal masih menjadi penentu arah pasar dalam jangka pendek. “Selama tekanan global belum mereda dan dana asing terus keluar, IHSG rawan kembali menembus di bawah 8.000,” ujar seorang analis dari MNC Sekuritas.

Pergerakan Saham dan Sektor

Sejumlah saham berkapitalisasi besar turut menekan indeks hari ini, seperti BBCA, BBRI, dan ASII.
Sementara itu, sektor energi dan teknologi menjadi pemberat utama, sedangkan sektor konsumsi masih mampu mencatatkan penguatan tipis.
Adapun saham SOSS, SSTM, dan MLPT tercatat sebagai top losers pada perdagangan hari ini, sedangkan saham EMTK dan UNTR menjadi penopang indeks.

Level Teknis IHSG

Secara teknikal, IHSG masih berusaha bertahan di zona konsolidasi.
Analis memperkirakan level support utama berada di kisaran 7.960–7.855, sementara resistance berada di area 8.175–8.280.
Jika IHSG gagal bertahan di atas 8.000, koreksi lanjutan berpotensi terjadi hingga menembus 7.900-an. Namun bila rebound berhasil, IHSG berpeluang menguji kembali resistance di kisaran 8.200.

Prospek ke Depan

Meski tekanan masih terasa, sejumlah analis menilai penurunan IHSG kali ini tergolong wajar setelah reli panjang dalam beberapa minggu terakhir. Investor disarankan mencermati pergerakan nilai tukar rupiah, kebijakan The Fed, serta perkembangan ekonomi domestik menjelang rilis data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia.

“Selama IHSG tetap di atas 8.000, tren jangka menengah masih positif. Namun jika level ini jebol, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi lebih dalam,” tulis laporan riset Samuel Sekuritas.


Kesimpulan:
IHSG turun 0,19% ke level 8.051, namun masih berupaya mempertahankan posisi di atas 8.000. Arus keluar dana asing dan sentimen global menjadi faktor utama pelemahan, dengan potensi koreksi lanjutan jika tekanan jual berlanjut.