Istanbul (CVTOGEL) – Enam pesawat pengebom siluman B-2 dari Amerika Serikat telah dipindahkan ke Guam, yang terletak di kawasan Mikronesia di Pasifik Barat.

Berita ini disampaikan oleh Fox News pada hari Sabtu (21/6), yang merujuk pada data pelacakan penerbangan serta komunikasi suara dengan pengendali lalu lintas udara.

Menurut stasiun televisi AS itu, pesawat-pesawat tampaknya sedang mengisi bahan bakar setelah lepas landas dari Missouri, menunjukkan bahwa mereka tidak terisi penuh saat berangkat, mungkin karena muatan berat yang dibawa, yang bisa jadi adalah bom penghancur bunker.

“Serangan udara untuk menghancurkan (Fordow) hanya bisa dilakukan oleh AS,” kata Mark Dubowitz, CEO Foundation for Defense of Democracies, seperti dilaporkan Fox News Digital.

Fordow adalah salah satu lokasi nuklir Iran yang terletak dekat Qom, sekitar 100 kilometer dari Teheran.

Jonathan Ruhe, Direktur Kebijakan Luar Negeri Jewish Institute for National Security of America (JINSA). Menjelaskan bahwa bom penghancur bunker bekerja dengan memanfaatkan gravitasi. Untuk menembus lapisan tanah, batu, dan beton sebelum meledak di bawah tanah.

Ledakan ini dapat menghancurkan target secara langsung atau “meruntuhkan struktur di sekitarnya” tanpa perlu menghancurkan fasilitas tersebut sepenuhnya, jelas Ruhe.

Sebelumnya, harian Israel Haaretz merujuk pernyataan seorang pejabat militer senior Israel yang mengungkapkan bahwa Fordow, yang terletak di terowongan di bawah pegunungan, telah ditentukan sebagai salah satu target serangan.

“Jika perintah untuk menyerang diberikan, kami akan melakukannya,” ungkap pejabat itu.

Menurut Haaretz, pesawat-pesawat B-2 tersebut berangkat dari Pangkalan Udara Whiteman di Missouri dan bergerak ke arah barat bersama empat pesawat pengisi bahan bakar menuju pangkalan AS di Guam.

Masih belum pasti apakah mereka akan melanjutkan perjalanan ke Diego Garcia, salah satu pangkalan utama AS yang jaraknya sekitar 3. 500 kilometer dari Iran.

Fordow dikenal sebagai salah satu lokasi nuklir paling terlindungi di Iran karena terletak 80-90 meter di bawah permukaan tanah.

Mengingat kedalaman dan kompleksitas struktur tersebut, para ahli militer telah lama mendiskusikan apakah situs itu dapat benar-benar dihancurkan sepenuhnya, bahkan oleh bom konvensional terbesar yang dimiliki AS.

Haaretz menguraikan tiga kemungkinan skenario terkait serangan pada Fordow.

Skenario pertama adalah serangan langsung oleh AS dengan menggunakan bom besar seperti MOAB (Massive Ordnance Air Blast) seberat 13-14 ton, yang dijatuhkan dari pesawat pengebom.

Skenario kedua adalah serangan oleh Israel menggunakan pesawat buatan AS, meskipun kemungkinan ini dinilai kecil dalam kondisi saat ini.

Skenario ketiga melibatkan Israel yang menyerang dengan pesawat mereka sendiri, termasuk jet siluman dan pesawat jarak jauh.

Haaretz mencatat bahwa pembahasan rencana tersebut semakin mendesak dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Rabu, harian Maariv melaporkan bahwa pejabat Israel telah bersiap-siap untuk kemungkinan menyerang Fordow tanpa menunggu izin dari AS.

Tensi meningkat sejak Jumat (13/6) pagi, ketika Israel melancarkan serangan udara di berbagai lokasi di Iran, termasuk pangkalan militer dan nuklir. Iran melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan 430 orang tewas dan lebih dari 3. 500 lainnya terluka.

Balasan dari Iran atas serangan Israel menyebabkan setidaknya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, menurut informasi dari Israel.